Pulau Boneka di Meksiko, Seram atau Strategi Marketing?


Sumber:travel.spotcoolstuff.com
Meksiko tidak saja dikenal sebagai negara yang identik dengan kartel narkoba. Di tanah kelahiran Maradonna ini, ternyata menyimpan sebuah tempat wisata menarik untuk dikunjungi. Menarik, tapi belum tentu para turis bisa menikmati ketika berada di sana.

Namanya adalah Pulau Boneka atau La Isla de La Munecas, terletak di pedalaman Xochimilco, Meksiko. Letak pastinya di sebelah selatan dari kota Meksiko. Dinamakan Pulau Boneka karena ribuan boneka tersebar di pulau ini. Tidak ada boneka yang lucu seperti Teddy Bear atau Winnie The Pooh. Yang ada hanyalah boneka-boneka berwajah ‘kurang ramah’, tidak terawat, dan tidak lengkap anggota tubuhnya. Ada yang hanya kepalanya saja, atau boneka tanpa kepala. Tatapan wajah boneka-boneka itu kosong dan seolah seperti mengancam setiap turis yang datang ke sana.

Anda yang hobi nonton pasti tidak asing dengan film Child’s Play. Chucky, si boneka yang tadinya lucu, berubah menjadi mesin pembunuh karena dirasuki roh jahat. Nah, meski boneka-boneka di pulau ini tidak (atau belum?) menjadi boneka hidup, tapi pesona keseramannya tidak kalah dengan Chucky.

Untuk pergi ke sana, turis harus menumpang sebuah kapal kecil (tranijera) dari Cuemanco Pier. Kurang lebih 2 jam perjalanan sebelum akhirnya sampai di pulau yang tidak ada listrik, air, telepon dan sinyal hape itu.

sumber:4girlsandaghost.wordpress.com
Menurut cerita, pulau itu tadinya dihuni oleh seorang pertapa bernama Don Julian Santana. Dia menghabiskan 50 tahun hidupnya di sana. Konon Don sering diganggu oleh hantu anak perempuan kecil yang tewas tenggelam di pulau ini. Don lalu mencari boneka-boneka  untuk dingantung di pohon-pohon. Tujuannya supaya dia tidak diganggu lagi sama hantu anak kecil. Boneka-boneka tersebut dia dapatkan dari tempat pembuangan sampah atau barter dengan orang lain yang ia temui. Don sendiri meninggal pada tahun 2001 dan hingga sekarang keluarganya yang menjaga pulau tersebut.

Namun tidak perlu khawatir bagi Anda yang hobi berwisata ke tempat-tempat seperti ini. Biar bagaimanapun, Pulau Boneka adalah objek wisata. Urban legend alias kisah-kisah yang sudah turun menurun diceritakan dari generasi ke generasi (seperti cerita seram tentang suatu tempat) tetap menjadi alat pemasaran yang efektif. Semakin seram ceritanya, semakin tidak masuk akal, maka semakin tinggi peminatnya. Ada jutaan orang di dunia ini yang hobi mengunjungi tempat seram, sebagaimana jutaan lainnya menyukai tempat-tempat yang indah. Persis seperti kisah rumah hantu Pondok Indah. Rumah yang konon pernah ‘menelan’ tukang nasi goreng karena dipanggil seorang wanita ini merupakan rumah sengketa. Menurut sumber Porbess, awalnya pemilik rumah ini adalah seorang pengusaha sukses. Namun suatu saat bisnisnya bangkrut, dan rumah ini disita oleh salah satu bank BUMN yang cukup terkenal. Karena pengusaha ini tidak ingin rumahnya dijual pihak bank, serta ia berpikir masih sanggup untuk membeli kembali rumahnya, maka dibuatlah isyu bahwa rumah tersebut berhantu. Bahkan begitu canggihnya strategi ‘anti-marketing’ yang dilakukan pengusaha ini, sampai-sampai sebuah stasiun televisi swasta yang ada program mistiknya mengundang seorang paranormal untuk mendeteksi hantu-hantu yang ada di rumah tersebut. Kisah-kisah palsu tentang satu keluarga yang dibunuh pun akhirnya tersebar ke masyarakat. Ditambah dengan hilangnya tukang nasi goreng yang, bisa jadi, adalah bagian dari kampanye agar rumah tersebut tidak laku-laku. Jika memang rumah Pondok Indah berhantu, mengapa para tunawisma yang sering tidur di sana tidak pernah hilang dan bercerita tentang keberadaan makhluk halus selama mereka berada di sana?

Pulau Boneka, meski awalnya memang kisah tentang Don Santana, tapi didramatisir hingga menjadi kisah tersendiri tentang hantu boneka. Terbukti makin banyak turis yang datang ke pulau ini. ‘Kewajiban’ para turis untuk membawa beberapa hadiah seperti makanan atau uang untuk keluarga Don dan arwah Don serta hantu anak kecil, menjadi daya jual yang memikat. Demikian juga dengan kisah atau testimoni bahwa sering terdengar bisikan-bisikan di pulau ini, makin melengkapi nilai jual dari wisata seram tersebut.

Pemerintah Meksiko menargetkan 24 juta wisatawan asing berkunjung ke negeri matador ini tahun 2012. Indusrri pariwisata Meksiko memang cukup besar, menyumbang 10 persen dari pendapatan ekonomi nasional. Bandingkan dengan pariwisata Indonesia yang hanya menyumbang 3- 8 persen dari PDB nasional, padahal objek wisata di negeri ini jauh lebih banyak daripada Meksiko. Rasanya pemerintah perlu memikirkan ulang strategi marketing yang canggih agar wisatawan yang datang ke Indonesia meningkat berlipat-lipat.

Jadi, silahkan datang ke Pulau Boneka. Nikmati sensansi ‘seram’ di pulau itu, tapi jangan berpikir bahwa pulau itu benar-benar berhantu. Ini adalah masalah trik pemasaran. Tidak lebih.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar