Konsistensi Promosi Online: Kunci Sukses UKM


Berbicara UKM (Usaha Kecil Menengah) berarti kita sedang berbicara sektor riil. Dan pasar dunia yang sedemikian luas ini bisa dirambah oleh UKM melalui teknologi internet. Namun sayangnya masih sedikit sekali UKM yang memanfaatkan internet untuk memasarkan produknya secara global.

Saat krisis ekonomi melanda negara Asia, khususnya di Indonesia, UKM lebih mampu bertahan daripada perusahaan-perusahaan besar yang saat itu langsung berjatuhan karena membengkaknya biaya produksi akibat melemahnya rupiah. Utang pada pihak ketiga menjadi berlipat-lipat, sedangkan biaya operasional semakin membengkak. Tidak heran pada masa itu PHK besar-besaran terjadi secara massif dan ribuan pengangguran tercipta hanya dalam hitungan bulan.

Berbeda dengan UKM yang lebih mampu bertahan terhadap krisis. Sektor yang manfaatnya langsung terasa oleh masyarakat ini tidak terlalu terpengaruh secara signifikan dari krisis ekonomi Asia tersebut. Malah sebaliknya, UKM menjadi alternatif masyarakat untuk bekerja, atau bahkan menciptakan lapangan kerja baru.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang tahun 2009 UKM berkontribusi sebesar 53,32% terhadap keseluruhan PDB Indonesia, sisanya baru ditunjang sektor lain. Artinya, lebih dari setengah PDB negara ini ternyata disumbang oleh sektor yang selama ini masih dipandang sebelah mata. Bisa dibayangkan bila tidak banyak UKM di Indonesia, tentu ekonomi Indonesia bisa lebih terpuruk lagi. Lebih rinci, UKM yang berkontribusi di sektor pertanian sebesar 14,63%, diikuti perdagangan sebesar 12,88%, industri 8,75%, keuangan 4,47%, jasa-jasa 4,35%, konstruksi 3,62%, pengangkutan 2,96%, pertambangan 1,6% dan listrik, gas dan air bersih (0,06%).

‘Keperkasaan’ UKM terbukti lagi ketika AS mengalami krisis finansial tahun 2009-2010. Krisis yang berawal dari rontoknya pasar saham di negeri Paman Sam tersebut dalam waktu cepat menggoyang ekonomi dunia.
Sektor perbankan juga menjadi korban, diikuti sektor pertanian, pertambangan, perindustrian dan telekomunikasi. Namun UKM tetap eksis seolah tidak terpengaruh sama sekali dengan krisis. Bahkan ketika nilai rupiah anjlok ke posisi Rp.11.000/USD, UKM masih menunjukkan taringnya.

Mengapa UKM begitu perkasa dalam menghadapi krisis ekonomi? Pertama, karena pelaku UKM tidak memiliki hutang perbankan sehingga secara finansial mereka independen dan tidak terpengaruh kondisi perbankan nasional maupun tingkat suku bunga. Kedua, selain tidak punya hutang ke bank, mereka juga tidak memiliki hutang luar negeri. Ketiga, mereka tidak menggunakan mata uang asing sebagai alat pembayaran, baik sebagai Bank Notes ataupun Payment. Hanya 8,8% UKM yang memiliki hubungan langsung dengan pihak luar negeri alias menggunakan perantara Valas atau LC. Sisanya 90% lebih itu tidak memiliki hubungan dengan
luar negeri.

Pemasaran Global
Meski UKM memberikan kontribusi lebih dari 50% PDB negara, namun hanya sedikit sekali di antara mereka yang memiliki SDM yang ”melek” teknologi informasi, terutama yang bergelut di bisnis makanan rumahan seperti gado-gado, nasi uduk, ketoprak, lontong kari dan sebagainya. Mengapa hal ini penting buat mereka?

Pasar internet adalah pasar yang luas, dinamis, dan menyebar. Tidak sedikit pengusaha makanan yang justru sukses meraup omset ratusan juta rupiah ketika mereka memperkenalkan usahanya via internet. Kekurangmampuan pelaku UKM dalam menciptakan merek dan menggunakan teknologi informasi dapat menghambat kesempatan mereka untuk mendapatkan pelanggan baru.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh MARS, masyarakat Indonesia menggunakan internet untuk keperluan social networking, browsing, dan downloading. Sedangkan untuk keperluan e-commerce masih dibawah 5%. Prosentase terbesar dilakukan untuk aktivitas emailing dan social networking (34%), kemudian disusul aktivitas browsing (32%), download (14,6%), chating (8,6%), akses multimedia (6,17%), selanjutnya baru aktivitas yang berkaitang dengan e-commerce, yaitu pemesanan barang (1,7%), dan booking tiket (1,28%). Aktivitas lain yang dilakukan para pengguna internet diantaranya adalah game online (1%), mencari info (jurnal, kesehatan, berita, memasak) dengan persentase dibawah 1%.

Minimnya pengguna internet untuk aktifitas jual beli barang tentu bukanlah sesuatu yang harus disesali, sebab penggunaan internet marketing tidak sebatas pada jual beli barang secara online saja, melainkan juga promosi ke pangsa pasar yang baru. Meski mereka yang mengakses/melihat situs UKM tidak melakukan transaksi apapun, namun efek brand awareness tentu tidak bisa dihindari oleh calon konsumen tersebut.

Sumber Daya Manusia

Perkembangan teknologi informasi sangat cepat. Saat ini pengguna mobile internet lebih besar daripada fixed line internet. Dari handphone, gadget atau notebook orang bisa mengakses internet. Bila pengguna fixed line mencapai 25 juta users, maka mereka yang menggunakan mobile internet mencapai angka 40 juta pengguna (Data dari UC Mobile Ltd). Artinya, saat ini manusia bisa terkoneksi dengan dunia luar tidak saja melalui layar monitor, bahkan melalui genggaman tangannya yang memegang handphone. Sudah sangat tinggi tingkat urgensi internet marketing skill yang harus dimiliki oleh mereka yang berkecimpung di dunia bisnis, khususnya dalam skala UKM.

Terkait dengan pentingnya internet sebagai alat pemasaran bagi pelaku UKM, tentu sebanding dengan pentingnya memiliki tenaga ahli di bidang pemasaran internet bagi UKM. Tentu tenaga ahli ini tidaklah harus lulusan dari IT atau teknik, sebab pemasaran internet tidak berbicara tentang masalah teknis komputer atau jaringan. Tetapi lebih kepada hal-hal yang berkaitan dengan kreatifitas pemasaran.

Banyak situs-situs atau forum-forum di internet yang menyediakan fasilitas jual beli antar anggotanya. Sebut saja Kaskus.us, Berniaga.com, DinoMarket.com, Indonetwork.co.id, Iklanbaris.co.id, dan sebagainya (yang penulis sebutkan adalah situs-situs yang memiliki jumlah pengunjung yang tinggi). Untuk menggunakan fasilitas-fasilitas tersebut tidak membutuhkan keahlian khusus, hanya sedikit waktu untuk belajar dan selebihnya adalah konsistensi dalam berpromosi.

Berbagai pelatihan tentang internet marketing yang diadakan oleh berbagai lembaga sudah seharusnya dijadikan investasi bagi pelaku UKM untuk memiliki SDM yang ’melek’ teknologi. Pemasaran internet yang tanpa batas (borderless) ini merupakan peluang besar untuk meningkatkan omset penjualan. Banyak pelaku UKM yang menggunakan internet sebagai alat promosinya sudah membuktikan bahwa kalau bukan karena internet, mungkin sulit bagi mereka yang tinggal di kota-kota kecil di Indonesia mendapatkan pelanggan dari berbagai kota besar lainnya dan bahkan dari negara-negara lain. Sebagai alat bantu, internet adalah ’faktor kali’ yang harus dimiliki oleh semua pelaku UKM tanpa kecuali. Penulis sendiri pernah memanfaatkan internet dalam memasarkan produk garmen sehingga datang pelanggan-pelanggan dari Aceh, Bontang, Pontianak, Papua, Padang, Lampung dan lainnya padahal penulis menjalankan usaha tersebut di Bogor.

Barangkali ’keahlian khusus’ yang harus dimiliki oleh UKM agar bisa sukses memasarkan produk-produknya melalui internet adalah konsistensi promosi. Sebab internet adalah pasar yang sibuk dan penuh persaingan. Bila tidak serius dan terprogram dalam berpromosi, maka akan tergerus oleh pemain lain yang menyasar pangsa pasar yang sama.
(tulisan ini pernah di muat di Business Review edisi Juni 2011)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar