Zombie, Mitos atau Fakta?

sumber: www.michellehenry.fr
Zombie, sebuah istilah yang oleh sebagian orang membuat buku kuduk berdiri. Istilah ini merujuk pada mayat hidup yang hobi makan manusia dan tidak mempan dibunuh dengan senjata api seperti pistol. Istilah Zombie pertama kali dikenalkan oleh sejarawan Robert Southney dalam bukunya “History of Brazil” pada tahun 1810, namun awalnya ‘zombie’ merujuk pada  nama dewa di Afrika Barat. Film pertama tentang Zombie dibuat tahun 1968 dengan judul “Night of the Living Dead” oleh George Romero, 40 tahun sebelum film “White Zombie” yang diperankan Bela Lugosi, pemeran pemimpin kelompok sihir voodoo, ditayangkan.


Daerah Haiti dan Karibian merupakan tempat dikenalnya zombie pertama kali. Hampir semua orang meyakini bahwa zombie adalah makhluk fiktif, namun hanya sedikit yang tahu tentang fakta-fakta bahwa zombie sebenarnya adalah makhluk nyata.

Nyata?

Zombie berhubungan erat dengan sihir voodoo. Di Haiti, mereka yang sudah mati dibangkitkan melalui permainan sihir disebut bokors atau houngan. Mereka yang dibangkitkan menjadi zombie sebenarnya adalah mereka yang mengalami proses penghukuman. Mereka ‘ditugaskan’ untuk menjadi budak-budak di ladang pertanian dan ladang tebu. Pada tahun 1980, seorang pria yang sakit mental menyatakan dirinya adalah zombie yang bekerja sebagai kuli selama dua dekade. Cerita pria tersebut hingga saat ini tidak bisa diverifikasii kebenarannya..

Zombie sebagai makhluk hasil sihir mulai bergeser menjadi makhluk hasil percobaan ilmiah, ketika tahun 1980an seorang ilmuwan bernama Wade Davis mengklaim menemukan bubuk yang bisa menciptakan zombie dan bahkan bisa membuktikannya secara ilmiah. Davis tidak percaya tentang sihir namun percaya bahwa ia sudah menemukan sesuatu yang bisa meracuni korban sehingga berperilaku seperti zombie, yaitu neurotoxin berdosis tinggi yang disebut sebagai tetrodotoxin. Senyawa ini dapat ditemukan di beberapa hewan.

Dalam bukunya Passage of Darkness: The Ethnobiology of the Haitan Zombie dia menulis bahwa zombie dibentuk dari manusia yang telah diracuni oleh tetrodotoxin. Zat ini biasanya ada pada ikan buntal (Colomesus psittacus) yang daya racunnya lebih kuat daripada sianida dan bisa menyebabkan kesulitan bernafas pada orang yang terkena zat  tersebut. Orang yang telah diracuni tersebut kemudian diambil dari peti dan dikeluarkan dari kuburan.

Namun pemerintah Amerika melalui Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centre for Disease Control and Prevention / CDC) menegaskan bahwa tidak ada virus atau zat apapun yang bisa membuat seseorang yang sudah mati bisa dibangkitkan kembali. Pernyataan ini menyusul dari adanya video yang diunggah di Youtube tentang serangan zombie yang mencemaskan masyarakat Amerika, meskipun pengunggah video tersebut sudah menyebutkan bahwa itu adalah cuplikan dari sebuah film. Namun demikian, terbunuhnya Rudy Eugene, seseorang yang memakan wajah seorang tunawisma, oleh polisi menunjukkan bahwa zombie masih menjadi teori dalam menilai kanibalisme yang dilakukan manusia. Apakah seorang kanibal adalah seorang zombie? Hingga saat ini, ilmuwan belum bisa memastikannya. Namun yang jelas, di Indonesia sendiri fenomena membangkitkan mayat agar ‘hidup’ kembali merupakan budaya suku Toraja, Sulawesi Selatan. Biasanya terjadi di pedalaman Mamasa. Upacara ini disebut dengan istilah Ma’ Nene’.Namun yang jelas, zombie versi Toraja ini tidak makan orang sebagaimana di film-film.

Apakah mayat di Toraja tersebut diberikan senyawa tetrodotoxin terlebih dahulu?