Tampilkan postingan dengan label Artikel Lepas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel Lepas. Tampilkan semua postingan

Teh Hijau Bisa Turunkan Berat Badan 44% Selama 6 Minggu


Sumber:www.klipingkita.com
Obesitas atau kegemukan bukanlah indikasi kesehatan seseorang, selain merupakan gejala awal dari penyakit-penyakit berat yang mungkin akan hinggap ke tubuh seperti darah tinggi, diabetes, stroke atau penyakit lainnya. Agar berat tubuh tetap terjaga, tidak jarang seseorang melakukan diet yang berlebihan sehingga berat badan belum tentu turun, namun penyakit baru pun mulai menghampiri. Padahal ada cara alami untuk menurunkan berat badan. Mengkonsumsi teh hijau adalah bagian dari cara diet sehat untuk melangsingkan tubuh.

Menurut hasil penelitian para ilmuwan makanan di Penn State, AS, bahan yang terkandung dalam teh hijau mampu mengurangi gula darah pada tikus. Karena sebagaimana diketahui, tikus memiliki karakteristik, genetik dan perilaku yang mirip dengan manusia.  Banyak gejala yang terdapat pada manusia dapat direplikasi pada tikus. Termasuk dalam hal percobaan teh hijau tersebut yang ternyata bisa menjadi cara atau tips diet sehat yang alami, bahkan bisa sebagai pelangsing tubuh.

Dalam teh hijau terdapat antioksidan bernama epigallocatechin-3-gallate atau EGCG yang pada penelitian tersebut terbukti menurunkan sari pati jagung dalam glukosa dibandingkan dengan tikus yang tidak diberikan EGCG. Teh hijau atau Camllia sinensin mampu mencegah obesitas karena mengandung senyawa ini. Dalam risetnya, tikus yang memiliki tingkat lemak hingga angka C57bl/6J diberikan komposisi EGCG sebesar 0.32% selama 6 minggu. Hasilnya, terjadi penurunan berat badan hingga 44%.  EGCG ternyata efektif untuk mengambat lipase pankreas (LP) sehingga mampu berfungsi sebagai pelangsing tubuh pada hewan yang identik dengan koruptor ini.

Perbandingan dosis EGCG yang diberikan pada tikus percobaan tersebut adalah setara dengan satu setengah sendok teh hijau untuk manusia.  Bila seseorang minum teh hijau bersamaan dengan sarapannya, terutama roti, maka bisa mengurangi lonjakan glukosa dalam darah dibanding jika tidak meminumnya.  Ini merupakan cara diet sehat bagi mereka yang hobi makan tapi tetap ingin menjaga berat badan, dengan catatan bahwa mereka yang minum teh hijau tidak boleh menambah gula pada cangkirnya, karena bisa menghilangkan efek positif teh hijau untuk membatasi peningkatan glukosa darah.

Namun demikian, teh hijau pun memiliki efek buruk juga bila tidak mengkonsumsi dengan cara ‘membabi buta’. Beberapa diantaranya seperti sembelit, diare, sakit kepala, dan susah tidur. Karena itu, bagi yang sedang menjalankan program pelangsingan tubuh dengan menjadikan teh hijau sebagai salah satu yang harus dikonsumis, maka harus memperhatikan hal-hal berikut:

-Jangan minum teh hijau (baik panas atau dingin) yang dibiarkan lebih dari satu jam karena akan kehilangan vitamin dan zat antioksidannya.

-Jangan minum teh hijau di waktu pagi hari, terutama saat perut kosong.

-Waktu yang paling tepat untuk minum teh hijau adalah 1 jam sebelum atau sesudah makan

-Jangan mengkonsumsi teh hijau bersama obat-obatan untuk menghindari efek samping

-Karena teh hijau juga mengandung kafein, teh hijau yang terlalu pekat akan menyebabkan gangguan pencernaan, sulit tidur dan jantung berdebar.

-Maksimal 3 cangkir teh hijau setiap hari. Jika berlebih akan mengganggu sistem pencernaan

Mendidik Anak menjadi ’Steve Jobs’



Sumber:www.cultofmac.com
Dunia teknologi informasi sudah berkembang pesat. Tidak saja orang tua, bahkan anak-anak pun sudah melek terhadap hal ini. Tidak heran bila ada anak umur lima tahun bisa chatting di Yahoo Messenger, punya akun di Facebook atau berceloteh via Twitter. Mereka tidak saja hanya sebatas konsumen teknologi, namun juga menjadi ’pemain’ di industri informasi ini. Dan tentunya hal ini tidak terlepas dari peran orang tuanya masing-masing dalam mendidik anak. Mereka mampu mendeteksi bakat anak-anaknya dan memberi fasilitas sehingga akhirnya anak-anak tersebut mampu membuat terobosan di bidang teknologi informasi.

Yusi Elsiano (35) misalnya, mendidik anak dengan cara mengarahkan bakat mereka sejak dini. Fahma (13) dan Hania (7), kedua anaknya, adalah. programmer aplikasi software dan pernah menjuarai kompetisi internasional di Kuala Lumpur, Malaysia.

”Awalnya mereka senang bermain dan belajar dengan menggunakan komputer. Lalu kami belikan mereka buku-buku ringan mengenai cara membuat animasi atau game sederhana. Fahma waktu itu sudah mulai mencoba dan dia berhasil,” tutur wanita yang juga pakar perkembangan anak ini ketika dihubungi Porbess.

Sebagai ibu, Yusi tidak sekedar berperan sebagai fasilitator, namun juga mengarahkan mereka agar bisa menghasilkan karya yang memiliki nilai tanggung jawab moral, seperti membuat animasi game edukatif dan bukan membuat game tentang pembunuhan atau perkelahian. Sehingga proses mendidik anak juga memasukkan nilai-nilai moral di dalamnya.

”Saat ini mereka sudah membuat sejumlah animasi pendidikan, seperti animasi untuk belajar bahasa Inggris, belajar matematika, belajar tentang huruf dan warna serta permainan yang mendidik lainnya. Total hingga saat ini ada sekitar 47 game yang sudah dibuat Fahma dan Hania,” tuturnya.

Hampir sama dengan Yusi dalam mendidik anak, Fidriana (37) juga membaca bakat anaknya, Yahya Harlan sejak ia masih kecil. Ia melihat bahwa Yahya sudah menyukai komputer ketika ia masih balita. Meski pada awalnya bakat seni Yahya terlihat lebih menonjol, namun minatnya kepada teknologi ternyata lebih mendominasi.

”Sebagai orang tua, saya memberikan kebebasan kepada Yahya terhadap apa-apa yang ia senangi. Ia sendiri sudah mengetahui bahwa minatnya adalah dunia IT,” kata istri dari Yan Harlan (45) ini.

Tidak heran kalau akhirnya minat Yahya terhadap dunia IT melahirkan situs jejaring sosial SalingSapa.com yang fenomenal itu. Sebagai produk asli buatan anak negeri, SalingSapa.com kaya akan fitur-fitur Islami seperti siaran televisi langsung dari Makkah, siaran ceramah beberapa ustadz terkenal, dan juga radio streaming yang berisi berbagai macam khutbah dari sederet dai populer.

Kompetisi
Menurut pakar pendidikan anak Winarini Wilman, PhD, minat anak berkembang berdasarkan apa yang sering atau dialami oleh anak tersebut dalam kehidupan sehari-hari bersama orang tuanya atau lingkungan lain seperti sekolah, teman dan media massa. Jadi mendidik anak tidak saja dilakukan di rumah, melainkan juga di luar rumah seperti memperhatikan lingkungannya.

”Untuk mendeteksi minat anak, kita bisa ajak mereka ke berbagai situasi yang berkaitan dengan bakat mereka. Nanti bisa dilihat anak cenderung senang berkegiatan di area mana,” tutur psikolog yang juga dosen Fakultasi Psikologi Universitas Indonesiai ini.

Di dalam mencetak anak yang berprestasi, tambahnya, harus ada interaksi yang selaras antara orang tua, anak, sekolah dan guru. Sebab hasil pendidikan bukan disebabkan karena faktor orang tua saja, melainkan juga lingkungan yang semuanya berinteraksi dengan faktor dari dalam diri anak, seperti usia, kepribadian, ketekunan, gaya belajar, ketahan fisik dan mental ketika menghadapi hambatan serta sikap terhadap hal yang dipelajari. Termasuk di dalam hal berkompetisi.

”Boleh saja orang tua mengikutsertakan anak-anaknya untuk berkompetisi sesuai minat mereka, asalkan anak tersebut juga bersedia. Yang penting jangan memaksa anak,” tegasnya.

Berkaitan dengan kompetisi, Yusi juga mencoba mendorong Fahma dan Hania untuk mengikut berbagai perlombaan yang berkaitan dengan pembuatan aplikasi game.

”Alhamdulillah sering menjadi juara, meskipun terkadang juga tidak,” tuturnya sambil tersenyum.

Selain kompetisi, para ibu ini juga memfasilitasi anak-anaknya dengan pendidikan tambahan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka di dunia IT.  Yusi misalnya, mendaftarkan anak-anaknya ke tempat kursus membuat aplikasi game dan menggambar manga. Lalu Fidriana mengikutsertakan Yahya dalam beberapa Paket Pelatihan Komputer di ComLabs ITB agar bakatnya di bidang IT kian terasah tajam.

Tidak hanya kursus, mengikutsertakan anak dalam berbagai komunitas juga merupakan bentuk lain dalam mendidik dan mengasah bakat anak. Seperti yang dilakukan Endang Setyadi (61), ibunda dari Habibie Afsyah. Mengetahui bahwa bakat anaknya adalah di bidang internet marketing, maka penulis buku Surga Buat Habibie ini pun memasukkan anaknya ke berbagai komunitas internet marketing, seperti Jisportal di Jakarta, Adsense ID di Yogjakarta, Kampung Blogger di Magelang dan juga Sekolah Internet Indonesia.

”Boleh dibilang ilmu yang diperoleh Habibie adalah ilmu jalanan, karena belajarnya sambil jalan-jalan namun fun karena dapat banyak ilmu,” katanya. Habibie sendiri pernah mendapat penghasilan lebih dari US$ 5000 karena kepiawaiannya dalam pemasaran internet.

Untuk menjaga motivasi anak di bidang IT, para orang tua ini juga memanfaatkan nama besar tokoh-tokoh yang sudah terkenal di industri ini sebagai contoh sukses yang harus ditiru oleh mereka. Seperti Yusi yang sering menceritakan kisah Steve Jobs kepada Fahma dan Hania.

”Sikap Jobs yang tekun, pekerja keras, teliti dan disiplin sangat bagus untuk dijadikan contoh buat mereka,” katanya.

Ya, Yusi, Endang dan Fidriana memang sama seperti ibu-ibu lainnya. Mereka mendidik anak setelah mampu mendeteksi apa bakat anaknya. Hanya mungkin bedanya, mereka telah berhasil membentuk anak-anaknya menjadi ’the next Steve Jobs’ versi Indonesia dari rumahnya masing-masing.

Garuda di Dada Bang Rhoma

Sumber:www.republika.co.id
Beberapa minggu terakhir ini ada dua berita yang cukup menarik perhatian publik di Indonesia. Pertama adalah kemenangan Obama sebagai presiden AS mengalahkan lawannya Mitt Romney. Dengan persaingan ketat dan angka yang beda tipis, akhirnya presiden kulit hitam pertama di negeri Abang Sam ini berhak menduduki kembali kursinya sebagai pemimpin negara adikuasa. Meski ada juga tokoh di Amerika yang terang-terangan menolak kemenangan tersebut, namun masyarakat, khususnya pemerintah dan pengusaha di Indonesia, menyambut Obama dengan suka cita.

Berita kedua, adalah pencalonan Raja Dangdut Rhoma Irama (65) oleh sekelompok ulama sebagai Presiden RI 2014. Alasannya sederhana, Rhoma dianggap mampu memperbaiki akhlak masyarakat Indonesia yang sudah mendekati titik nol.

Tidak ada yang salah dengan manuver Rhoma. Setiap orang, baik politisi, seniman, pengusaha, atau bahkan mahasiswa berhak mencalonkan atau dicalonkan untuk menjadi presiden republik ini. Setidaknya ada dua hal yang menjadi pendidikan politik bagi masyarakat berkaitan dengan pencapresan Rhoma. Pertama, masyarakat dididik untuk terbuka terhadap siapapun yang mencalonkan diri sebagai pejabat publik. Bila sebagian orang menganggap miring Rhoma, seharusnya sikap yang sama juga ditunjukkan kepada tokoh-tokoh lain yang memiliki rekam jejak yang kurang baik terhadap masyarakat, namun seolah sah-sah saja memajukan dirinya sebagai presiden. Dari beberapa survei yang diadakan lembaga ’independen’, sejumlah nama populer yang punya ’dosa sosial’ dan ’dosa politik’ di masa lalu ternyata menempati 10 besar dari capres-capres 2014. Ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia, minimal yang menjadi responden survei, memiliki penyakit lupa yang akut. Atau kalau mau dilihat dari segi positif, masyarakat kita memiliki sifat pemaaf yang luar biasa besar. Buktinya, nama-nama itu masih bertengger di Top 10 calon pemimpin dari 200 juta orang di negeri ini.

Dan yang kedua, tokoh tua ternyata masih menjadi pilihan untuk dimajukan sebagai calon daripada tokoh muda. Bang Haji yang sudah berumur 65 tahun, yang kalau PNS sudah seharusnya pensiun dan bercengkerama dengan cucu, dianggap mampu membereskan segala persoalan-persoalan rumit dari Sabang sampai Merauke. Kemana tokoh muda? Atau mengapa ulama-ulama ini tidak mencalonkan tokoh muda yang masih di bawah 50 tahun? Salah satu sebabnya karena tokoh muda kalah populer dengan tokoh tua.

Istilah “pemuda” mengacu pada umur seseorang. United Nations General Assembly dan World Bank mendefinisikan pemuda sebagai individu yang berusia antara 15 sampai 24 tahun. Sedangkan National Highway Traffic Administration memberi batasan antara 15 hingga 29 tahun. Sedangkan kamus Webster karangan Princeton, pemuda (youth) adalah “the time of life between childhood and maturity; early maturity; the state of being young or immature or inexperienced; the freshness and vitality characteristic of a young person”. Sedangkan World Health Organization menggolongkan usia 10 – 24 tahun sebagai young people, sedang remaja atau adolescence dalam usia 10 – 19 tahun. Kitab suci umat Islam, Al Qur’an mendefinisikan pemuda sebagai asy-syabab yang rujukannya antara lain Nabi Ibrahim dan Nabi Musa tanpa menyebutkan umur. Digambarkan pemuda dalam Al Qur’an memiliki karakter pemberani, revolusioner, dan petualang.

Dalam konteks Indonesia, batasan antara “pemuda” dan “orang tua” masih kabur. Mereka yang berumur 50 tahun ke bawah di anggap ”pemuda” bila dibandingkan mereka yang berumur 60 tahun. Contohnya dalam pemilu presiden di mana mereka yang disebut ”golongan tua” adalah mereka yang sebelumnya sudah aktif dan terlibat dalam pecaturan politik mereka, sedangkan kaum muda adalah mereka yang belum sempat/sedikit tampil di panggung nasional serta umurnya di bawah 50 tahun.

Pemuda Pemimpin Dunia

Meski terdapat perdebatan tentang batasan umur pemuda, namun sejarah mencatat begitu banyak mereka yang, oleh masyarakatnya dikategorikan sebagai kaum muda, berhasil menjadi presiden atau kepala pemerintahan di negaranya masing-masing. Sejarah bangsa Amerka dipenuhi oleh presiden yang justru berusia di bawah 50 tahun. Sebut saja James K. Polk, Pierce, FranklinFranklin Pierce, Ulysses S. Grant, Garfield, JamesJames A. Garfield, Cleveland, GroverGrover Cleveland, Roosevelt, TheodoreTheodore Roosevelt, John F. Kennedy, Clinton, WilliamBill Clinton, dan terakhir Barrack Obama yang berusia 47 tahun ketika dilantik pertama kali menjadi presiden.

Australia juga memiliki sejarah pemimpin muda di bawah 50 tahun ketika mereka pertama kali menjabat. Mereka adalah Alfred Deakin, Chris Watson, Andrew Fisher, Bruce, StanleyStanley Bruce, Scullin, JamesJames Scullin, Robert Menzies, Arthur Fadden, Paul Keating 01944-01-18 dan yang sekarang sedang memimpin Julia Gillard.

Indonesia sendiri pernah punya sejarah tentang pemimpin muda. Soekarno menjadi presiden di saat umurnya 44 tahun. Soeharto mengganti Soekarno di umur 46 tahun. Di luar itu, presiden Indonesia berumur di atas 50 tahun, seperti BJ Habibie yang menjadi presiden di umur 62 tahun, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur 59 tahun, Megawati 54 tahun dan Susilo Bambang Yudhoyono 55 tahun.

Di zaman Indonesia awal merdeka, pemimpin partai politik yang berkuasa justru di bawah umur 50 tahun. Sebut saja Wahid Hasyim ketua Masyumi yang berumur 29 tahun, Idham Cholid ketua PBNU berumur 34 tahun, dan bahkan Dipa Nusantara Aidit pun memimpin Partai Komunis Indonesia di saat usianya 30 tahun. Di zaman Indonesia modern, Anas Urbaningrum sebagai ketua partai terbesar di Indonesia juga masih berumur 41 tahun.

Oleh karena sejarah telah mengajarkan kita tentang kepemimpinan pemuda di panggung nasional, maka tidaklah mustahil bila di masa kini hal tersebut berulang kembali. Di era reformasi ini, akomodasi terhadap pejabat usia muda sudah mulai diterapkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Terpilihnya Helmy Faisal Zaini sebagai Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal salah satu contohnya. Ia adalah menteri termuda di Kabinet Indonesia Bersatu II. Umurnya baru 37 tahun saat dilantik. Bila prestasinya sebagai menteri selama lima tahun ke depan ini cukup spektakuler, tidak tertutup kemungkinan ia akan menjadi salah satu kandidat presiden RI termuda di tahun 2014 nanti.

Selain itu, kemenangan pemimpin muda di sejumlah pilkada (DKI Jakarta dengan Jokowi-Ahok, misalnya) juga merupakan fenomena yang menggembirakan, bahwa dalam taraf kedaerahan, masyarakat Indonesia saat ini sudah mulai melihat profil pemuda sebagai calon pemimpin.

Tantangan dunia sudah semakin beragam. Dunia tidak hanya menghadapi masalah terorisme, tetapi juga perubahan iklim, kekurangan pangan, ledakan penduduk, bencana alam dan sebagainya. Dengan tantangan yang lebih kompleks dibanding Indonesia pra merdeka dan era Orde Baru, maka dibutuhkan pemimpin (muda) yang kualitas intelektual, moral dan kompetensinya tidak diragukan lagi serta memiliki jaringan yang luas dan mampu memanfaatkan teknologi. Kharisma tidak selalu menjadi faktor utama keberhasilan, menurut Steve Probes dan John Prevas dalam buku Power Ambition Glory. Justru karater yang kuat  serta kemauan untuk mendengar pendapat orang lain adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesuksesan seorang pemimpin.

Calon pemimpin muda masa depan perlu mencermati filosofi kepemimpinan Jawa yang disimbolkan oleh gelar Sultan Agung sebagai Senapati ing ngalaga, Sayidin panata agama, Ngabdurrahman, Khalifatullah ing tanah Jawa. Maksud filosofi ini adalah seorang pemimpin harus memiliki kapasitas sebagai panglima perang (mampu memobilisasi dan mengendalikan pasukan di medan juang), seorang pemuka agama (berilmu cukup dan sanggup mengurus masalah spiritual masyarakatnya), seorang hamba Allah yang taat (dan tidak bersikap sewenang-wenang kepada rakyatnya), dan “khalifatullah” (wakil Allah) di wilayah yang dikuasainya.

Jika Rhoma sudah berani mencalonkan diri sebagai presiden, maka artinya ia sudah siap menghadapi tantangan dan persoalan yang nantinya akan ia temukan. Daripada menyindir dan menyalahkannya, lebih baik kita mencoba berbaik sangka, sebagaimana kita mencoba berbaik sangka kepada capres lainnya, bahwa niat ia mencalonkan diri mulia untuk memperbaiki Indonesia. Artinya, ada rasa cinta terhadap tanah air sehingga tidak rela kalau negeri ini dirusak oleh pemimpin yang tidak bertanggung jawab (menurut pandangannya). Nasionalismenya bagaikan burung Garuda yang menempel di dada.

Kalau toh hasil pemilu 2014 tidak ada rakyat yang memilihnya, atau tidak ada satu pun parpol yang berminat mengusungnya, cukuplah Bang Haji mengucapkan, “Ter-la-lu....”

Opini ditulis oleh: Muhammad Zulkifli

Referensi

Masao, Kitami, 2009, Swordless Samurai, Redline Publishing
Forbes, Steve,and John Prevas, 2009, Power Ambition Glory,US, Crown Business
Syamsudidin, Aziz, 208, Kaum Muda Menatap Masa Depan Indonesia, Jakarta, RMBooks

Sakit Kepala? Hati-hati, Mungkin Tumor Otak



Sering sakit kepala? Mungkin sebagian orang menganggap hal yang biasa. Kurang tidur, telat makan, terkena sengatan matahari di siang hari, perut kosong, stress adalah sebagian dari penyebab sakit kepala. Terapinya pun sederhana: tidur, makan, atau refreshing. Tapi bagaimana kalau sakit kepala atau pusing tersebut ternyata merupakan salah satu dari gejala tumor?

Beberapa kasus tumor memang tidak selalu diawali dengan sakit kepala. Menurut laman resmi Modern Cancer Hospital Guangzhou, pusing hanyalah gejala awal. Gejala lainnya adalah banyak muntah. Tentunya muntah yang bukan karena masalah pencernaan atau yang berhubungan dengan makanan. Biasanya disebabkan oleh saraf medula oblongata yang mengalami peningkatan tekanan intrakranial utama.

Kejang-kejang, bola mata yang menonjol (exophthalmos), tuli sebelah, lumpuh sebelah (hemiplegia), sulit membuka kelopak mata, penglihatan berbayang, kesulitan menelan makanan, vertigo, adalah sebagian dari gejala-gejala tumor atau kanker otak. Sekali lagi, tidak semua yang mengalami gejala ini langsung divonis kanker. Tentunya perlu didiagnosis lebih mendalam lagi.

Bagaimana dengan pusing atau sakit kepala? Dr. Gene Bannet, direktur Brain Tumor and Neuro-Oncology Center menegaskan bahwa 99 persen sakit kepala bukanlah karena kanker. “Biasanya dari stress atau sinus atau penyebab lain,” tutur dokter yang menangani pasien remaja di Cleveland Clinic ini.

Berdasarkan statistik, dari 4000 anak-anak yang sakit kepala, hanya satu yang terkena kanker otak. Bahkan 50 hingga 60 persen penderita tumor otak justru sama sekali tidak mengalami rasa sakit di kepalanya. Untuk mendeteksi apakah sakit kepala Anda adalah gejala tumor atau bukan, berikut yang harus diperhatikan:

1.      Sakit kepalanya baru. Jika sebelumnya Anda tidak pernah merasakan pusing, atau pusing yang Anda alami saat ini berbeda dari sebelumnya, maka bisa jadi ini adalah gejala awal kanker otak.
2.      Sakit kepala diikuti dengan gejala lain. Jarang ada penderita tumor otak yang diawali hanya dari pusing saja. Biasanya selalu diikut gejala-gejala lain seperti gangguan penglihatan, kesulitan berbicara, tungkai yang lemah dan gejala lainnya.
3.      Sakit kepala bermula saat bangun di pagi hari. Mereka yang menderita tumor otak biasanya pusing di pagi hari, lalu mual dan muntah. Namun di siang dan sore hari, kondisi fisik akan kembali normal.
4.      Sakit kepala berkepanjangan. Jika selama beberapa hari, beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan masih merasakan pusing, maka itu sudah pertanda akan adanya tumor di kepala.
5.      Ada yang tidak normal dari diri Anda. Bila keempat tanda di atas tidak Anda alami, namun ada sesuatu yang ‘tidak biasa’ dari perilaku Anda, maka itu juga bisa diidentifikasikan sebagai gejala kanker.

Jadi, tetaplah hidup normal tanpa harus menjadi paranoid bila mengalami sakit kepala. Pencegahan yang paling manjur terhadap penyakit apapun adalah dengan berpikir positif dan berperasaan positif. Semua sumber penyakit berasal dari dalam, dan kesembuhannya pun haruslah dimulai dari dalam. Obat hanyalah fasilitas untuk mendapat kesembuhan, tapi bukan kesembuhan itu sendiri. Kondisi fisik tubuh hanyalah hasil dari pikiran dan perasaan yang kita ciptakan sendiri. Maka menjaga pikiran dan perasaan untuk fokus terhadap sesuatu yang baik dan menyenangkan adalah syarat mutlak agar tubuh tetap sehat dan jauh dari penyakit.


Zombie, Mitos atau Fakta?

sumber: www.michellehenry.fr
Zombie, sebuah istilah yang oleh sebagian orang membuat buku kuduk berdiri. Istilah ini merujuk pada mayat hidup yang hobi makan manusia dan tidak mempan dibunuh dengan senjata api seperti pistol. Istilah Zombie pertama kali dikenalkan oleh sejarawan Robert Southney dalam bukunya “History of Brazil” pada tahun 1810, namun awalnya ‘zombie’ merujuk pada  nama dewa di Afrika Barat. Film pertama tentang Zombie dibuat tahun 1968 dengan judul “Night of the Living Dead” oleh George Romero, 40 tahun sebelum film “White Zombie” yang diperankan Bela Lugosi, pemeran pemimpin kelompok sihir voodoo, ditayangkan.


Daerah Haiti dan Karibian merupakan tempat dikenalnya zombie pertama kali. Hampir semua orang meyakini bahwa zombie adalah makhluk fiktif, namun hanya sedikit yang tahu tentang fakta-fakta bahwa zombie sebenarnya adalah makhluk nyata.

Nyata?

Zombie berhubungan erat dengan sihir voodoo. Di Haiti, mereka yang sudah mati dibangkitkan melalui permainan sihir disebut bokors atau houngan. Mereka yang dibangkitkan menjadi zombie sebenarnya adalah mereka yang mengalami proses penghukuman. Mereka ‘ditugaskan’ untuk menjadi budak-budak di ladang pertanian dan ladang tebu. Pada tahun 1980, seorang pria yang sakit mental menyatakan dirinya adalah zombie yang bekerja sebagai kuli selama dua dekade. Cerita pria tersebut hingga saat ini tidak bisa diverifikasii kebenarannya..

Zombie sebagai makhluk hasil sihir mulai bergeser menjadi makhluk hasil percobaan ilmiah, ketika tahun 1980an seorang ilmuwan bernama Wade Davis mengklaim menemukan bubuk yang bisa menciptakan zombie dan bahkan bisa membuktikannya secara ilmiah. Davis tidak percaya tentang sihir namun percaya bahwa ia sudah menemukan sesuatu yang bisa meracuni korban sehingga berperilaku seperti zombie, yaitu neurotoxin berdosis tinggi yang disebut sebagai tetrodotoxin. Senyawa ini dapat ditemukan di beberapa hewan.

Dalam bukunya Passage of Darkness: The Ethnobiology of the Haitan Zombie dia menulis bahwa zombie dibentuk dari manusia yang telah diracuni oleh tetrodotoxin. Zat ini biasanya ada pada ikan buntal (Colomesus psittacus) yang daya racunnya lebih kuat daripada sianida dan bisa menyebabkan kesulitan bernafas pada orang yang terkena zat  tersebut. Orang yang telah diracuni tersebut kemudian diambil dari peti dan dikeluarkan dari kuburan.

Namun pemerintah Amerika melalui Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centre for Disease Control and Prevention / CDC) menegaskan bahwa tidak ada virus atau zat apapun yang bisa membuat seseorang yang sudah mati bisa dibangkitkan kembali. Pernyataan ini menyusul dari adanya video yang diunggah di Youtube tentang serangan zombie yang mencemaskan masyarakat Amerika, meskipun pengunggah video tersebut sudah menyebutkan bahwa itu adalah cuplikan dari sebuah film. Namun demikian, terbunuhnya Rudy Eugene, seseorang yang memakan wajah seorang tunawisma, oleh polisi menunjukkan bahwa zombie masih menjadi teori dalam menilai kanibalisme yang dilakukan manusia. Apakah seorang kanibal adalah seorang zombie? Hingga saat ini, ilmuwan belum bisa memastikannya. Namun yang jelas, di Indonesia sendiri fenomena membangkitkan mayat agar ‘hidup’ kembali merupakan budaya suku Toraja, Sulawesi Selatan. Biasanya terjadi di pedalaman Mamasa. Upacara ini disebut dengan istilah Ma’ Nene’.Namun yang jelas, zombie versi Toraja ini tidak makan orang sebagaimana di film-film.

Apakah mayat di Toraja tersebut diberikan senyawa tetrodotoxin terlebih dahulu?

Meraup Untung dari ‘Kiamat 2012’


sumber: energyfanatics.com
Dua bulan lagi akan terjadi ‘kiamat’. Setidaknya, inilah yang menjadi kepercayaan sebagian orang yang menganggap tahun ini adalah akhir zaman. Dasarnya adalah ramalan bangsa Maya yang menghentikan perhitungan kalendernya pada tanggal 21 Desember 2012. Ditambah dengan film 2012 yang diputar beberapa waktu yang lalu, ‘kiamat’ tahun ini dianggap sebagai suatu kepastian. Namun tidak sedikit yang memanfaatkan isu ini untuk kepentingan bisnis.

Beberapa hotel mewah di bawah grup Condo Hotels Playa del Carmen yang berlokasi di Meksiko seperti El Taj, Porto Playa, Maya Villa and Villas Sacbe, memberi jaminan uang kembali dua kali lipat apabila pada tanggal 21 Desember 2012 terjadi kiamat. Bahkan pada tanggal tersebut hotel-hotel tersebut tidak akan mengenakan biaya penginapan kepada para tamu, asalkan mereka sebelumnya sudah membooking kamar untuk tiga hari. Manajemen grup hotel ini menyelenggarakan perayaan ritual  yang diberi nama ‘Mayan Night’ untuk menyambut momen ‘kiamat’ ini. Jalanan, restoran, pantai dan kebun akan disulap dengan suasana atau ornamen suku Maya. Diperkirakan 90 ribu orang akan datang untuk menikmati ‘malam terakhir’ di dunia ke lokasi hotel-hotel tersebut.

Selain hotel, tempat lain seperti museum pun tidak ketinggalan memanfaatkan agenda ‘kiamat’ ini untuk menarik pengunjung. The Housten Museum of Natural Science misalnya, sudah menyiapkan pameran budaya kuno yang akan menampilkan artefak-artefak berusia 3500 tahun yang dipinjam dari museum Amerika dan Guatemala seperti tembikar, batu giok  dan replika bangunan-bangunan yang dipenuhi lukisan dinding (mural).

Pemimpin suku Maya Felipe Gomez menuduh bahwa mitos hari kiamat sengaja dimanfaatkan untuk merengguk keuntungan dari bisnis pariwisata. Di beberapa negara, film dan dokumenter tentang isu kiamat versi kalender Maya kuno ini merebak dan sengaja dijadikan komoditas untuk mengambil keuntungan dari sektor wisata. Sejumlah biro pariwisata pun menyediakan paket khusus yang bertemakan hari kiamat ini. 

"Kami menentang penipuan, kebohongan, manipulasi kebenaran, dan menjadikan kami alat untuk mendapatkan keuntungan. Mereka tak mengatakan yang sebenarnya soal siklus waktu," ujar Gomez seperti yang dikutip dari National Geographic.

Menurutnya, berhentinya kalender pada tanggal tersebut bukan menandakan akhir dunia, melainkan siklus waktu bahwa  akan terjadi perubahan besar terhadap diri seseorang, keluarga, dan komunitas. 

“Akan terwujud keseimbangan dan harmoni antara manusia dan alam," tambahnya.

Di Indonesia, sudah adakah yang mencoba bisnis kiamat ini?