Sumber:www.bisnisukm.c |
Doing something with different way,
demikian nasehat Brian Yaputra, pengusaha kaca patri ketika diwawancara majalah
Soewarna Digest. Bagi UKM dan bisnis kecil lainnya yang menggunakan teknologi
informasi, promosi ‘standart’ yang biasa dilakukan adalah melalui email. Porbess pernah mendapatkan email berisi
elektronik flyer dari suatu produk kesehatan. Isi emailnya, kita bisa mendapat
diskon sekian persen bila membawa bukti / hasil print email tersebut. Sama seperti
menggunakan SMS blast ke database yang kita miliki. Mereka bisa menikmati
potongan harga ketika belanja produk kita asalkan bisa memperlihatkan SMS
tersebut. Ini adalah strategi promosi dan pemasaran yang umum dilakukan oleh para
wirausahawan.
Dibutuhkan strategi unik untuk berpromosi. Rangga Umara,
misalnya. Ia sadar bahwa banyak orang yang menjual pecel lele dengan rasa yang
tidak kalah enak sama Lele Lela. Namun ia memiliki strategi pemasaran menarik
dalam mempromosikan restonya, mulai dari sapaan kru restoran terhadap tamu sampai
makan gratis. Mau pagi, mau siang, mau malam, pasti akan disapa, “Selamat
pagi!!”. Hal ini menyebabkan pelanggan mendapatkan pengalaman unik yang bisa
diceritakan kepada teman-temannya. Selain itu, Lele Lela juga menggratiskan
orang yang berulang tahun untuk makan di sana. Dan yang lebih uniknya lagi,
Rangga pun menggratiskan kepada siapa pun yang punya nama Lela (misalnya:
Nurlaela) seumur hidup untuk makan di sana. Menarik, kan?
Anda kenal dengan merek-merek keripik seperti Maicih dan
Karuhun? Meski yang dijual adalah camilan recehan, namun Yana Hawiarifin,
pemiliki merek Karuhun mengantongi omset 3 miliar rupiah PER BULAN! Senasib dengan
Yana, Maulana, pemilik keripik singkong Kribo asal Bekasi mampu membukukan
omset puluhan juta rupiah per bulan. Apa rahasianya? Cara mereka memasarkan
produknya! Karena pemasaran yang unik akan melahirkan rasa penasaran. Keripik-keripik
ini, tidak seperti keripik tradisional, memiliki gradasi rasa. Misalnya merek
Kribo menggunakan istilah ”zona galau” untuk rasa pedas dan ”zona CLBK” untuk
rasa manis. Pemilihan kata-kata ini bukan tanpa sebab. Menurut ’biang
kerok’nya, Maulana, kata-kata tersebut diambil dari bahasa anak-anak muda saat
ini sehingga sesuai dengan segmen pasar yang ingin disasar. Keripik-keripik ini
tidak menggunakan jalur distribusi konvensional seperti warung, toko oleh-oleh
atau minimarket. Justru mereka menggunakan jaringan pemasaran langsung yang menggunakan
situs-situs sosial media seperti Facebook, Twitter dan Kaskus sebagai ujung
tombaknya. Strategi pemasaran makanan camilan pun berubah, dari pola
warung ke pola maya.
Strategi promosi lainnya adalah kerjasama dengan pihak
lain yang memiliki segmen pasar yang sama. Apa
hubungannya antara voucher pulsa dengan minuman? Sepertinya tidak ada. Tapi di
Indomaret, beli voucher Simpati ternyata gratis 2 kotak minuman segar Nutrisari
(studi kasus beberapa bulan yang lalu). Dan Simpati bukan satu-satunya yang
melakukan promosi di Indomaret. Bahkan tiket-tiket konser pun mulai memanfaatkan
Indomaret sebagai cara pendistribusian sekaligus promosinya.
Pernah naik mobil omprengan dari Stasiun Gambir ke
Bandung? Biasanya di tengah perjalanan, si supir berhenti di restoran Padang
untuk makan. Otomatis para penumpangnya ikutan turun. Manajemen restoran
tersebut cukup menyediakan 2 porsi makanan gratis buat si sopir serta keneknya,
dan mereka sendiri dapat pelanggan gratisan yang bisa menghasilkan penjualan
yang cukup tinggi. Kedua cara ini adalah strategi pemasaran co-branding.
Ada juga strategi promosi menggunakan konsep flashmob.
Konsep ini merupakan cara promosi yang menggunakan banyak orang yang bertingkah
laku seragam pada suatu waktu. Contoh menariknya adalah ketika ratusan orang
yang berada di Stasiun Kereta Api di Belgia, Eropa sedang asyik dengan
urusannya masing-masing. Tiba-tiba terdengar lagu Sound of Music dari
segala penjuru stasiun. Orang-orang pada bingung. Ketika sampai pada lirik
tertentu, sekonyong-konyong seorang pemuda berada di tengah lalu menari
mengikuti irama musik. Dan tidak itu saja, seorang anak kecil yang melihat
pemuda itu pun ikut-ikutan menari. Lalu disusul seorang wanita muda, disusul
lagi serombongan anak-anak, disusul lagi nenek-nenek yang lagi berdiri,
dan....sampai hampir semua orang distasiun itu ikut menari seiring dengan lantunan
lagu yang terkenal di era 1960an itu. Apakah mereka kebetulan saja? Tentu
tidak. Mereka adalah bagian dari satu komunitas. Inilah flashmob. Dan
kejadian tersebut digunakan untuk iklan suatu produk di Eropa sana. Penggunaan
metode ini juga pernah terjadi di Sarana Olahraga Babakan Siliwangi. Secara ’kebetulan’,
puluhan orang yang lagi jogging mendadak ’beku’. Yang tadinya lagi jalan, lagi
minum, lagi nunduk, semuanya berhenti tak bergerak. Orang-orang yang tidak tahu
apa-apa bingung semua. Ternyata itu adalah cara mahasiswa Seni Rupa ITB dalam
mengundang warga untuk datang ke Pasar Seni ITB. Cukup menarik strategi
promosinya.
Di dunia politik, strategi Partai Keadilan Sejahtera
(PKS) pada tahun 2003-2004an juga cukup jitu. Setiap Sabtu dan Minggu, semua
kader diminta memakai apapun yang beratribut partai. Mau kaos, topi, tas dan
lainnya. Ini adalah cara kampanye dan strategi pemasaran yang unik, murah dan
bahkan efektif. Hasilnya, PKS meraih suara 7% pada pemilu 2004.
Jika Anda minim dana dan bermain di produk yang sudah
padat, maka ciptakanlah cara promosi dan pemasaran yang unik. Jangan terpaku
pada apa adanya dari produk Anda,
tapi fokus pada bisa jadi apa produk
tersebut jika disentuh dengan cara yang berbeda.
benar2 mantap artikelnya.karena saya sedang memulai membangun toko online,artikel ini sangat membantu saya.ok.mksh
BalasHapusSama2 Savia, terima kasih sudah berkunjung..
BalasHapusthanks bro............., buat bahan untuk calon wirausaha baru
BalasHapusnursal
sipp bro...
Hapus