‘Musuh’ Amerika Dukung Obama



sumber:internet
Venezuela dan Amerika bukanlah dua negara yang akrab. Dalam masa kekuasaannya, Presiden Hugo Chaves berkali-kali mengkritik kebijakan Amerika yang dinilai memperburuk keadaan dunia. Ia juga menyerang pemerintah Gedung Putih dengan kata-kata yang bernada penghinaan serta ungkapan-ungkapan pedas. Chaves pernah mengatakan bahwa Presiden George W. Bush adalah tukang mabuk dan setan. Saat Obama baru menggantikan Bush, Chaves pun melemparkan sindiran bahwa Obama sama mengecewakannya dengan pendahulunya serta membuat malu orang Afrika.

Kritikan tidak hanya sampai situ. Chaves juga menyalahkan Obama atas perang saudara yang terjadi di Suriah. Presiden yang menyatakan diri sebagai pemimpin negara-negara anti imperialis ini bahkan pernah menyebut Obama sebagai badut saat presiden Amerika itu mengkritik catatan hak asasi manusia di Venezuela serta hubungan negara ini dengan Iran dan Kuba. Pemerintah Venezuela, menurut Obama, sangat membatasi kebebasan pers. Chaves pun lalu meminta presiden negeri Abang Sam itu untuk tidak mencampuri urusan negara lain, cukup fokus pada negerinya sendiri yang sudah terjerumus dalam bencana.

Namun kabar mengejutkan justru terjadi saat Hugo Chaves di Karakas secara terang-terangan mendukung Obama untuk maju kedua kalinya dalam pemilihan presiden AS. Ia mengatakan bahwa Obama adalah ‘good guy’ yang tidak pernah mengutak-atik Amerika Latin. Dibanding Mitt Romney, Obama masih lebih ‘moderat’.

“Roomney terlalu radikal. Dia akan berusaha keras untuk merebut minyak,” demikian kata Chaves seperti dikutip dari laman CNN.

Pernyataan ini diperkuat oleh Gloria Torres, salah seorang pendukung berat Hugo Chaves. “Kebijakan Obama terhadap Amerika Latin tidak agresif. Calon lain (Roomney) tidak terlihat ada niat bersahabat dengan kami.”

Sebelumnya kandidat Presiden AS dari Republik, Mitt Roomney menyatakan bahwa pemerintah Venezuela mengancam keamanan nasional dan Chaves adalah tiran dan diktator di Latin Amerika. Berbeda dengan Obama yang mengatakan bahwa Venezuela bukan ancaman.

Apakah hanya itu alasan Chaves mendukung Obama untuk kembali menjadi presiden?

Amerika adalah pasar terbesar minyak Venezuela, dan di bawah kepemimpinan Obama, negara ini menjadi negara keempat terbesar yang mengekspor minyak ke negeri kapitalis tersebut. Pemerintah Obama juga merupakan negara yang rajin membayar minyak secara tunai ke Venezuela dengan harga penuh. Rezim Chaves sangat mengharap harga minyak tetap tinggi sedangkan Obama akan lebih aman menelurkan kebijakan ekonomi dengan harga minyak stabil yang dibeli dari Venezuela.

“Jika saya berasal dari Amerika, maka saya akan memilih Obama!” tegas Chaves.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar