Sumber:kampungwirausaha.com |
Jilbab
Rasanya produk yang satu ini sudah popular di Indonesia. Pemainnya sudah
terlalu banyak. Tapi anehnya, ada saja yang membeli jilbab dari satu merek.
Seolah pasar jilbab terus menerus tumbuh dan tidak menyusut. Dan jangan salah,
bisnis jilbab ini tidak saja dimiliki oleh pengusaha muslim, bahkan non muslim
pun ikut bermain di segmen ini.
Jilbab banyak variannya. Ketika pasar jilbab wanita dewasa sudah banyak
yang masuk, maka jilbab anak adalah jawabannya. Dan ketika jilbab anak juga
banyak pemainnya, maka desain yang lucu menjadi kunci untuk diserap pasar.
Jilbab dewasa sendiri sebenarnya masih cukup luas. Jenuh dengan jilbab kaos,
bisa masuk ke jilbab lukis. Bermain di motif yang unik adalah solusinya.
Berapa modal bikin jilbab? Jika Anda tidak bisa menjahit, kurang telaten
membeli bahan, jangan bingung. Saat ini cukup banyak yang menyediakan jasa
jilbab customized. Anda tinggal
bilang mau jilbab warna apa, bentuk seperti apa dan dimotifkan seperti apa dan
bahkan bisa diberikan label merek Anda sendiri. Jilbab adalah salah satu bisnis
modal kecil yang perlu dilirik.
Kaos
Kaos adalah bisnis modal kecil yang tidak pernah mati. Dari era 1980an sampai sekarang permintaan kaos tetap saja tinggi. Kuncinya adalah bermain
di desain yang menarik. Dan asyiknya, untuk membuat kaos sekarang sudah banyak
yang digital. Tidak perlu modal jutaan rupiah, cukup 100-200 ribu Anda bisa
bikin 4 kaos kalau di Jakarta. Anda yang tinggal di daerah lain mungkin bisa
lebih murah. Cetak digital di Kelapa Gading, Jakarta Utara sekitar 50 ribuan. Porbess pernah
membuat satu kaos untuk tes kualitas dan ternyata hasil cetakan digitalnya
tidak luntur.
Di Bogor bahkan lebih murah lagi, sekitar 45 ribu per kaos digital. Dan harga tersebut sudah termasuk kaos itu sendiri. Anda tinggal
bawa desain yang sudah Anda buat dan dimasukkan ke CD berformat file JPG, lalu
tukang digitalnya pun tinggal mencetaknya. Tunggu saja sekitar 30 menit, maka
kaos karya Anda siap dijual atau dipakai.
Bagaimana menciptakan desain yang menarik? Ambillah isyu-isyu yang sedang
hangat dibicarakan. Ketika gunung Merapi meletus tahun 2006, seorang wartawan
Suara Pembaruan yang mau bakti sosial di Jogjakarta mengatakan bahwa ia sedang
mencari kaos bergambar Mbah Marijan
Presiden Merapi. Konon kaos tersebut sangat laku di Jogjakarta.
Ingat ketika Presiden SBY ’mengeluhkan’ gajinya yang tidak naik-naik di
depan prajurit muda TNI? Tidak lama kemudian, muncul kaos berjudul Koin untuk Presiden – Mohon Bantu
Seikhlasnya. Kaos-kaos model begini adalah kaos yang bakal dicari orang,
karena memang update dan langka.
Anda tidak bisa menggambar? Mintalah teman yang jago gambar dan janjikan
saja sistem royalti per kaos. Toh tidak semua kaos harus bergambar, bisa saja
hanya bermain di kata-kata seperti kebanyakan kaos Dagadu.
Apa yang sedang dibicarakan orang saat ini? Biasanya tema-tema politik yang
paling laris. Asalkan Anda kreatif menciptakan kata/gambar, maka kaos Anda pun
akan banyak peminatnya.
Buku
Meski minat baca di Indonesia masih rendah di banding negara maju, tapi bukan
berarti bisnis buku tidak bisa menghasilkan. Buktinya, toko buku tetap banyak,
bahkan bertambah. Penjual-penjual di emperan juga menjamur. Jadi tidak tepat
kalau berjualan buku, sebagai salah satu bisnis modal kecil, tidak menjanjikan.
Jika Anda berminat di bisnis ini, pertama belilah buku tersebut ke
distributor atau agen agar mendapat harga di bawah pasar. Atau kalau di kota
Anda punya pasar buku murah seperti Palasari di Bandung atau Senen di Jakarta,
belilah dari sana. Ingat, jangan beli yang palsu atau bajakan. Namun sebelum beli, hendaknya Anda
tentukan dulu segmen mana yang akan Anda bidik.
Contohnya, Anda mau menjual buku di rumah sakit. Mengapa tidak membuat
paket parcel berisi buku saja? Di rumah sakit, pembezuk biasanya membeli
buah-buahan untuk diberikan kepada si sakit atau keluarga yang menjaganya.
Padahal, memberi buku merupakan oleh-oleh yang juga sangat berarti. Misalkan
Anda membeli buku-buku bertema kesehatan beberapa buah, lalu belilah keranjang
bambu yang bagus, susunlah dengan cantik buku-buku tersebut, bungkus dengan
plastik, dan diakhiri dengan hiasan pita merah jambu, lengkap dengan kartu
ucapan semoga cepat sembuhnya. Ini akan menjadi hadiah/suvenir menarik bagi
yang sakit ketimbang makanan yang ia sendiri belum tentu bisa makan.
Atau sasaran Anda adalah jamaah masjid. Cobalah bikin paket buku bertema
tertentu yang berkaitan dengan Islam. Misalnya Anda membeli beberapa buku yang
berkaitan dengan kematian lalu Anda menamakan paket tersebut sebagai Paket Kain Kaffan. Coba titip atau jual
langsung ketika ada acara pengajian. Asalkan harganya bagus, pasti ada yang
beli ketimbang Anda menjual buku per satuan yang bisa jadi pesaing Anda juga
menjual judul yang sama. Selain Paket Kain Kaffan, ide yagn perlu dijajal
adalah Paket Akherat (berisi kumpulan buku surga neraka), Paket Romantis
(berisi kumpulan buku tentang suami istri), Paket Parenting (berisi kumpulan
buku tentang keluarga dan pendidikan anak), Paket Kaya (berisi kumpulan buku
tentang bisnis barokah) dan sebagainya. Anda bisa memakai ide-ide dasar ini.
Berapa modalnya? Kalau beli 10 buku yang harganya masing-masing Rp.30,000
saja baru 300 ribu rupiah, ditambah keranjang dan plastik mungkin sekitar 100
ribu rupiah. Jadi tidak sampai 500 ribu. Bahkan kalau Anda bisa mendapatkan
buku dengan harga yang lebih miring lagi, biaya modal bisa lebih ditekan.
Paket merupakan strategi yang banyak dipakai oleh restoran-restoran. Selain
mampu menekan biaya, mengurangi resiko adanya item produk yang tidak laku,
sistem paket juga menghasilkan keuntungan yang cukup besar dibanding sistem
jual per produk. Lihat saja di McDonalds, ada paket A, B, C, Paket Combo, Paket
Super Hemat, Paket Murah Meriah dan lainnya. Selain resto, produk eceran pun
bisa dijadikan paket. Dalam penelusuran Porbess menjelang hari Valentine, di
beberapa Indomaret/Alfamart ada bungkusan-bungkusan sepanjang kurang lebih 20
cm dan agak tebal yang dihiasi dengan pita dan kertas kado yang cantik.
Harganya 25 ribu rupiah. Ketika ditanya ke pramuniaga ini bungkusan apa, ternyata
adalah 2 buah coklat Silver Queen buat kado Valentine. Harga satu buah Silver
Queen di Indomaret Rp.10,500. Berarti 2 buah menjadi Rp.21,000. Diluar itu,
harga kertas kado seukuran itu sebesar 500 perak. Dijual 25 ribu berarti ada
marjin 3500 rupiah. Bagi Indomaret, ada dua keuntungan. Produk coklatnya cepat
laku, dan marjinnya lebih besar. Dan jangan lupa, marjin 3500 itu belum
ditambah dari marjin keuntungan per item coklat.
Sering naik bis kota? Pasti Anda juga sering ketemu pedagang-pedagang yang
suka jualan alat tulis sistem paket. Isinya pensil 2B 3 buah, penggaris, busur,
segitiga, pulpen 2 buah, penghapus dan peraut. Harganya 5 ribu rupiah. Bisa
dibayangkan berapa harga per satuannya kalo dibeli konsumen, tentu lebih mahal.
Namun jika dijual per paket, kelihatannya lebih murah. Padahal sebenarnya keuntungan
si penjual yang lebih besar. Ini adalah bisnis modal kecil yang sangat
menguntungkan.
Banyak sekali paket-paket yang bisa diciptakan untuk menyasar segmen pasar
yang lebih tajam atau tidak umum. Itu semua tergantung segmen yang Anda tuju dan kreatifitas dalam berkonsep.
Pelatihan dan Kursus
Untuk membuka lembaga kursus sekelas Primagama atau Ganesha Operation, tentu
membutuhkan modal besar. Tapi mengapa Anda tidak mendirikan bisnis pelatihan
yang bermodal kecil?
Seorang wirausaha kursus di Bogor mencoba membuka pelatihan Pelatihan Video
Editting. Berapa modal awalnya? Hanya 20 ribu rupiah. Pesertanya hanya 8 orang,
namun omsetnya mencapai 400 ribu rupiah.
Rancanglah kursus yang unik dan tidak umum. Mengadakan kursus membuat bakso
masih terlalu umum, namun kursus membuat bakso rasa udang adalah spesifik. Kuncinya
adalah seberapa jeli kita melihat suatu keahlian/skill yang menurut orang lain
perlu atau sangat menyenangkan jika mereka bisa menguasainya.
Pertama, cari ketrampilan yang bisa menarik perhatian orang. Contoh:
keterampilan membuat video presentasi yang hidup, ketrampilan membuat komik,
ketrampilan mengedit video, keterampilan menulis naskah iklan, keterampilan
membuat kue coklat dan lainnya. Jangan mahal-mahal, peserta cukup bayar 100
ribu saja, tapi targetkan minimal 20 peserta. Omset Anda bisa mencapai 2 juta
rupiah.
Setelah mengetahui keterampilan apa kira-kira yang menarik perhatian
masyarakat, langkah berikutnya adalah bagaimana membuat brosur yang menarik dan
menjual. Kalau Anda tidak jago desain grafis, carilah teman Anda yang bisa
seperti itu. Bayarlah kalau acara atau uang peserta sudah masuk ke rekening
Anda. Brosur yang menarik sangat mempengaruhi daya jual sebuah pelatihan.
Setelah punya brosur, lalu tugas Anda adalah menyebarkannya. Kalau Anda mau
modal sedikit, bisa cetak dengan kertas art paper A5, atau kalau fotokopi dan
memasangnya ke Facebook dan email ke milis-milis.
Setelah itu, ya sudah, Anda tinggal menunggu peserta dan mengajari mereka
saja. Tapi kalau Anda mau meningkatkan keterampilan Anda atau memperluas pangsa
pasar, cobalah belajar hal-hal baru berkaitan dengan dunia grafis dan internet.
Anda bisa belajar tentang cara bikin komik gratisan di internet, video editting
gratisan, dan sebagainya. Porbess
merekomendasikan situs bagus yang dimiliki oleh Teguh Husadani, seorang trainer
dan wirausahawan bidang multimedia. Silahkan kunjungi www.multimediakadal.co.cc.
Bisnis pelatihan merupakan bisnis modal kecil dimana Anda tidak harus menjadi
mentor/pelatihnya. Cari orang atau teman Anda yang jago tentang suatu bidang,
suruh dialah yang melatih. Anda yang membayar. Tidak dibutuhkan kepintaran
untuk menjadi pengusaha, selain kepintaran dalam mencari orang-orang pintar
yang mau bekerja untuk Anda.
Aksesoris Wanita
Aksesoris wanita merupakan produk recehan yang paling laris dalam
pengamatan Porbess. Tidak di kereta
KRL, trotoar, kompleks perumahan, atau bahkan di mal-mal, produk ini cukup
banyak peminatnya terutama remaja. Modalnya juga cukup murah meriah. Bila Anda
tinggal di Jabodetabek Anda cukup beruntung karena ada tempat grosiran yang
jual produk aksesoris yang murah meriah, yaitu Pasar Pagi Asemka. Mulai dari
jepit rambut, sisir, anting, jepit jilbab, semuanya ada di situ dengan harga di
bawah 500 ribu rupiah. Anda tinggal milih saja.
Meniru konsepnya Pak Yono Siomay Pink, ada baiknya Anda membuat tempat
jualan yang eye catching. Warna pink
memang identik dengan wanita. Lalu buatlah paket-paket jika mau berbeda dari
pedagang lain. Misalnya paket sewarna, paket momentum (lebaran, valentine,
natal), paket anak sekolah, paket mahasiswi, atau paket lainnya terserah Anda.
Intinya, Anda tampil beda dalam memasarkan produk meskipun produk tersebut
pasaran.
Pulsa
Ini juga bisnis yang bahkan bisa dimulai dari uang 100 ribu rupiah saja. Banyak
sekarang orang-orang yang berbisnis pulsa, namun jika Anda punya konsep yang
unik, tentu pelanggan bisa lari ke Anda. Caranya, perlakukan bisnis ini seperti
bisnis besar lainnya. Bisnis besar biasanya berkolaborasi dengan bisnis lain
yang menyasar segmen pasar yang sama tapi memiliki produk yang berbeda. Anda
bisa bekerjasama dengan restoran/warnet/game online atau lainnya. Misalnya,
setiap pembelian pulsa 10 kali pada Anda, maka berhak mendapat voucher makan
senilai 10 ribu rupiah. Atau voucher main game online sebesar 10 ribu rupiah.
Sisihkan margin keuntungan Anda, katakanlah standart keuntungan satu kali isi
pulsa ada 1500 rupiah. Jika Anda menyisihkan 500 perak untuk subsidi voucher,
maka kalikan 10 berarti sudah 5 ribu rupiah. Bagi pemilik restoran atau game
online, mereka juga harus menyediakan subsidi sebesar 5 ribu rupiah sebagai
bentuk kerjasama promosi ini. Total jadinya 10 ribu. Simple, kan?
Teknisnya, administrasi Anda harus rapi. Anda harus mencatat nomor hp
pelanggan Anda dan buatlah data berapa kali ia mengisi pulsa pada Anda. Bisa
juga memberikan hadiah kepada mereka yang mengisi pulsa 20 kali. Hadiahnya bisa
buku, voucher pulsa lagi, atau lainnya. Intinya, menawarkan sesuatu yang
berbeda dari penjual pulsa kebanyakan.
Contoh-contoh di atas hanyalah sebagian kecil dari bisnis modal kecil yang
bisa dimulai dari uang hanya 500 ribu rupiah. Anda bisa mencarinya sendiri
langsung ke pasar-pasar yang menjual barang grosiran atau melalui internet
untuk mencari produsen produk yang Anda cari. Pasar Pagi Asemka, Pasar Tanah
Abang, Pasar Senen, Pasar Klewer di Solo, adalah sebagian yang bisa Anda
kunjungi untuk survei. Yang penting, Anda bisa melakukan suatu pembeda dalam
memasarkan produk Anda dibanding pesaing Anda. Mau bisnis jilbab, somay, bakso,
komputer, software, sewa film dan lainnya, semua itu sudah memiliki
pemain-pemain yang tangguh. Jika Anda tidak punya konsep yang kuat, maka bisnis
apapun akan ‘mati’ digilas persaingan.
apa masih ada yang lain nya selain ini...
BalasHapusYg lebih simple saja....
Tak perlu untung besar tpi omset tinggi...?
Maksih sebelum nya
kalo untung kecil tapi omset tinggi biasanya makanan, kayak pisang goreng, sup buah, sate baso dll
HapusKalo cetak kaos 50ribuan, terus jualnya lagi harga berapa? kan kalo kemahalan juga pasti yang minat dikit
BalasHapusbicara kaos berarti bicara desain, bukan sekedar bahan. Kalau bahannya standart, tapi desainnya unik dan menggelitik, jual 120ribu juga masih laku mas..:)
HapusKadang-kadang jualnya yang susah kemana??sewa toko kan mahal
BalasHapusbikin toko online aja mba..
Hapuswalaikumsalam, sama2, sukses buat daleman jilbabnya....mantabbb....
BalasHapusboleh juga tu, salam kenal dari http://betuah.com/
BalasHapusSangat menginspirasi!
BalasHapus