Sumber:www.businessinsider.com |
Baik Partai
Demokrat yang mengusung Obama maupun Partai Republik yang memajukan Romney
sama-sama tidak mampu memprediksi siapa yang akan memenangi pertarungan. Meski
survey menunjukkan Obama unggul, namun angkanya sangat tipis sekali sehingga
besar kemungkinan pada hari H pemilihan semuanya bisa berubah. Namun kabar baik
bagi Obama, kandidat yang umurnya jauh lebih muda daripada Romney yang sudah
punya cucu itu ternyata didukung oleh masyarakat dunia.
Sebuah
survei global yang diadakan Win-Gallup Internasional menunjukkan kecenderungan
masyarakat dunia untuk kembali memilih Obama dengan angka dukungan 81 persen,
berbeda dengan Romney yang hanya meraih 18 persen. Lebih dari 26 ribu penduduk dunia, baik pria
dan wanita pada 30 negara akan memilih Obama jika diberi hak untuk mengikuti pemilihan
presiden.
Eropa
juga lebih memilih Obama dibanding Romney. Prancis
sendiri adalah pendukung kuat dari presiden kulit hitam pertama di AS ini. Berdasarkan
hasil poling yang diadakan GlobeScan, 72 persen menginginkan Obama terpilih
kembali. Hanya 2 persen yang memilih Romney. Selain itu, dukungan
masyarakat Eropa terhadap Obama datang dari Belanda, Portugis, Irlandia dan
Islandia. Obama juga mendapat dukungan kuat dari Afrika meski ia kehilangan
suara di Kenya. Dari Timur Tengah pun Obama memperoleh 79 persen suara berdasarkan
hasil survei meski kerap kebijakannya sering dikritik.
Sementara Romney panen dukungan dari Pakistan, Georgia,
Israel dan China. Kebijakan Romney yang ‘keras’ dan tidak bersahabat
mengingatkan dunia kepada Bush yang haus perang. Sementara Obama sendiri
cenderung menghindari perang, terbukti dari ditariknya pasukan AS dari
Afganistán dan kurang bersahabatnya Obama dengan Perdana Menteri Israel
Benjamín Netanyahu. Hasil survei dari Universitas Tel Aviv sendiri memperkuat
opini tersebut, yang menunjukkan bahwa adanya kecenderungan warga Israel
memilih Romney daripada Obama dengan perbandingan 3:1. Uniknya, China yang
pernah dianggap sebagai bangsa yang suka curang dan hobi membajak hak cipta
dari negara lain oleh Romney ini malah mendukung kandidat Partai Republik
tersebut untuk menjadi presiden AS. Tampaknya tidak masalah bagi China pernah
dilecehkan Romney asalkan mereka bisa berbisnis di Amerika tanpa harus terbentur
aturan-aturan Obama yang dinilai terlalu ‘idealis’.
Dunia menanti pemenang pemilu ini. Apa yang akan terjadi
pada dunia ke depan, lebih aman atau lebih buruk, salah satunya tergantung
siapa presiden Amerika yang terpilih. Jika periode Bush harus ada darah yang
tumpah di Afganistán dan Irak, maka di era Obama, meski perang masih terjadi,
lebih cenderung menurun. Jika Romney terpilih, apakah akan meniru kebijakan
Bush yang memang diusung oleh partai yang sama?
Sumber: TIME, Huffington Post
Tidak ada komentar:
Posting Komentar