Sekretariat DPR RI di Senayan kembali membuat berita tak sedap. Setelah
anggota dewannya diduga melakukan pemerasan terhadap BUMN, ditangkap KPK karena
kasus korupsi, diberhentikan karena masalah moral, kini temanya beralih ke
pemborosan anggaran untuk merenovasi ruang kerja para wakil rakyat tersebut.
Tidak tanggung-tanggung, masing-masing anggota akan mendapat jatah Rp.50 juta
untuk ’mempercantik’ ruangannya. Total 6,2 miliar yang rencananya akan
dihabiskan untuk ’proyek’ ini.
Kepala Biro Pemeliharaan Bangunan dan Instalasi
Sekretaris Jenderal DPR Erry Achyar membenarkan rencana itu. Menurutnya, tahun
ini ada 192 ruang kerja di Nusantara I yang akan diperbaiki, yaitu ruang kerja
anggota dan ruang komisi. Setiap anggota diberikan kebebasan untuk memperbaiki
apa saja
”Jatahnya maksimal Rp.50 juta,” katanya seperti yang
dikutip dari laman TribunNews.
Erry menambahkan, anggaran tersebut tidak terlalu besar
jika dibanding kebutuhan akan ruang kerja dan toilet yang kondisinya sudah
tidak lagi prima. Pergantian interior dan pergantian keramik dengan parquet
adalah salah satu alokasinya.
”Wallpaper juga diganti karena ada kebocoran air atau
dindingnya yang sudah rusak karena terkena matahari,” tambahnya.
Pihaknya sudah melakukan kajian termasuk memanggil
konsultan dan meminta opini dari Kementerian Pekerjaan Umum. Sejak dioperasikan
14 tahun yang lalu, Gedung Nusantara I belum pernah direnovasi sama sekali.
”Wajar jika kami melakukan renovasi karena penyusutan
gedung ini setiap tahunnya mencapai 14 persen.”
Erry juga menjelaskan bahwa penggunaan Gedung Nusantara
I ini hanya untuk 800 anggota dewan dan staf ahli, sementara saat ini sudah
ditempati hampir 3000 orang.
”Tegur kami jika memang ini dianggap berlebihan. Ini
adalah uang rakyat,” tegasnya.
Dana 6,2 miliar rupiah yang dianggarkan ini sebenarnya bisa
dialokasikan ke hal-hal lain yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat.
Misalnya subsidi pekerja anak putus sekolah yang dianggarkan 35 juta rupiah per
lembaga di 25 kabupaten/kota. Dengan anggaran sebesar ini, lembaga penyalur yang
dibantu bisa mencapai 177 lembaga dengan sebaran kabupaten/kota yang lebih luas.
Akan lebih banyak lagi anak-anak putus sekolah di daerah terpencil, terluar,
korban trafficking, anak di lapas,
anak pemulung, anak pengungsi, serta anak-anak di perbatasan yang terbantukan
untuk melanjutkan pendidikannya.
Selain untuk subsidi pendidikan, anggaran 6,2 miliar
bisa juga digunakan sebagai subsidi puskesmas gratis untuk orang miskin.
Seperti yang dilakukan oleh Pemkot Tangerang yang mengalokasikan 3,5 miliar
untuk layanan kesehatan gratis bagi masyarakat menengah ke bawah, maka dana
untuk renovasi ruang kerja ini selayaknya lebih pantas untuk dialokasikan ke
sektor kesehatan publik.
Jumlah dana sebesar itu juga bisa dipakai untuk
mensubsidi petani di daerah-daerah terpencil di luar Jawa. Pemkot Rote, Nusa
Tenggara Timur misalnya, mengalokasikan 2 miliar rupiah untuk membeli pupuk
agar petani bisa meningkatkan produksinya. Bisa dibayangkan berapa jumlah
petani yang tertolong dengan anggaran 6,2 miliar tersebut.
Wakil rakyat di Senayan sedang diuji sensitifitasnya
terhadap rakyat yang mereka wakili. Jika rencana renovasi ini tetap dieksekusi
dengan anggaran sebesar itu, maka sudah selayaknya publik menghukum mereka di
tahun 2014 dengan tidak memilih mereka lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar