Dunia ‘Memilih’ Obama



Sumber:www.businessinsider.com
Hari ini masyarakat Amerika menggunakan hak pilihnya untuk menentukan siapa yang berhak memimpin negeri Abang Sam ini untuk empat tahun ke depan. Kandidatnya adalah Mitt Romney dan petana Barrack Obama. Berderet program unggulan diadu dan didebat di depan publik untuk memastikan siapa yang lebih berkompeten untuk dipilih oleh rakyat. Isyunya meliputi krisis ekonomi, kesehatan, pendidikan, kebijakan luar negeri hingga isyu-isyu spesifik seperti perang Irak, Afghanistan, kemerdekaan Palestina, nuklir Iran, hingga terorisme global.

Baik Partai Demokrat yang mengusung Obama maupun Partai Republik yang memajukan Romney sama-sama tidak mampu memprediksi siapa yang akan memenangi pertarungan. Meski survey menunjukkan Obama unggul, namun angkanya sangat tipis sekali sehingga besar kemungkinan pada hari H pemilihan semuanya bisa berubah. Namun kabar baik bagi Obama, kandidat yang umurnya jauh lebih muda daripada Romney yang sudah punya cucu itu ternyata didukung oleh masyarakat dunia.

Sebuah survei global yang diadakan Win-Gallup Internasional menunjukkan kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali memilih Obama dengan angka dukungan 81 persen, berbeda dengan Romney yang hanya meraih 18 persen.  Lebih dari 26 ribu penduduk dunia, baik pria dan wanita pada 30 negara akan memilih Obama jika diberi hak untuk mengikuti pemilihan presiden. 

Eropa juga lebih memilih Obama dibanding Romney. Prancis sendiri adalah pendukung kuat dari presiden kulit hitam pertama di AS ini. Berdasarkan hasil poling yang diadakan GlobeScan, 72 persen menginginkan Obama terpilih kembali. Hanya 2 persen yang memilih Romney. Selain itu, dukungan masyarakat Eropa terhadap Obama datang dari Belanda, Portugis, Irlandia dan Islandia. Obama juga mendapat dukungan kuat dari Afrika meski ia kehilangan suara di Kenya. Dari Timur Tengah pun Obama memperoleh 79 persen suara berdasarkan hasil survei meski kerap kebijakannya sering dikritik.

Sementara Romney panen dukungan dari Pakistan, Georgia, Israel dan China. Kebijakan Romney yang ‘keras’ dan tidak bersahabat mengingatkan dunia kepada Bush yang haus perang. Sementara Obama sendiri cenderung menghindari perang, terbukti dari ditariknya pasukan AS dari Afganistán dan kurang bersahabatnya Obama dengan Perdana Menteri Israel Benjamín Netanyahu. Hasil survei dari Universitas Tel Aviv sendiri memperkuat opini tersebut, yang menunjukkan bahwa adanya kecenderungan warga Israel memilih Romney daripada Obama dengan perbandingan 3:1. Uniknya, China yang pernah dianggap sebagai bangsa yang suka curang dan hobi membajak hak cipta dari negara lain oleh Romney ini malah mendukung kandidat Partai Republik tersebut untuk menjadi presiden AS. Tampaknya tidak masalah bagi China pernah dilecehkan Romney asalkan mereka bisa berbisnis di Amerika tanpa harus terbentur aturan-aturan Obama yang dinilai terlalu ‘idealis’.

Dunia menanti pemenang pemilu ini. Apa yang akan terjadi pada dunia ke depan, lebih aman atau lebih buruk, salah satunya tergantung siapa presiden Amerika yang terpilih. Jika periode Bush harus ada darah yang tumpah di Afganistán dan Irak, maka di era Obama, meski perang masih terjadi, lebih cenderung menurun. Jika Romney terpilih, apakah akan meniru kebijakan Bush yang memang diusung oleh partai yang sama?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar